Sunday, December 22, 2019
Seringai Senja
Membuai cerita pujangga datang
saat senja beranjak
Melabuhkan hatinya pada sandaran itu
Impian pernah dilukisnya dalam diam
dan senyap segulita malam tanpa penerang
Seekor induk laba-laba menanti
Hanya terdiam diujung benang
Lilit panjang memutar jaring
Dibuatnya lama dalam putaran
Untuknya bersarang dan meminang
kudapan yang sesekali datang
untuknya memberi rasa kenyang
Tak kueja keluhnya dalam penantian
Kecuali nyanyian sayap-sayap kecil
Yang datang mendekati persinggahannya
Tak pula kulihat geraknya karenanya
Karena ia lebih mengerti jangkauannya
Untuk membiarkannya berlalu lalang
Disekitarnya atau merapat hingga merekat
Dan menjadi bagian dari menunya
Berkisah induk lain
Yang memasuki istana manusia
Memilih membuat sarang-sarang
Dikealphaan pandang penghuninya
Sengat getaran tinggi berpercik api
Terkadang mendahului memangsa miliknya
Manusia berebut dengan caranya sendiri
Asap dan semburan embun beracun
pun menjatuhkan jatah makannya
sebelum sayapnya mencapai jaring
panjang yang lama dibuatnya
Induk laba-laba itu pun
tak meneriakkan keluhnya
Anak-anaknya pun tidak
Mereka tetap merambat
pada benang-benang kecil
disudut ruang-ruang terjauh
dari keramaian menanti bagian
dari alam yang pasti menyediakan
janji kehidupan sebelum setiap telur-telur
menetas dan kaki-kaki kecil merambati
setiap putaran jaring-jaring penyangga menunya.
Wednesday, December 18, 2019
Lantai Dansa Pemikat
Taut Menaut
Lagu ini
Bukan untuk sembunyi
Dari diriku yang sedang
Ingin di dalam sepi sendiri
Kebebasan diri
Jauh dari keinginan
Terselubung benak
Kedikdayaan semu
Mengingkar Janji
Lagu ini
Bukan untuk sembunyi
Dari diriku yang sedang
Ingin di dalam sepi sendiri
Kebebasan diri
Jauh dari keinginan
Terselubung benak
Kedikdayaan semu
Mengingkar Janji
Suara ini
Ingat pertanda hati
Cinta yang terbuka
Untuk keterpautan janji
Agar dimengerti dikau
Bebas tanpa bersyarat
Pilih bahagia kita
Cukup kata itu saja
Untuk apa tamak kata
Kita bicara menambah goda
Lima hari dilelahkan kerja
Berpaling dari jendela satu
Mengalihkan pandangan kita
Untuk bersama yang sebenarnya
Mengisi rasa yang terdekat cinta
Bicara hanya untuk tentang kita saja
Karena kita tetap punya cinta
Karena nyata kita miliki
Dan membiarkannya hidup
Untuk selalu memberi asrti
Biar mengalir syair ini
Walau tanpa bernada lagi.
Sudah Start dan Awalan Belum
Lantaran melihat
masih kosong adanya
tambat yang datang
Dikelokkan janji
Suar kemudahan berpinang
Kekosongan cahaya
lentera pantai tak bersumbu
Putaran jemari
tak sedikit memakna
membawa naiknya
hitungan ganjil dimata
kaca penyekat tak bicara
solusi dipecahkan palu
tak urung memungkinkan
menutup tangan kuasa
tanpa pasukan berkuda
cinta dihampiri sayap-sayapnya
Alat tak bertuan tukang
gendang tanpa penabuh
Telinga hanya memekarkan daun
jauh untuk bisa mendengar
gelombang terdalam meronta
dibalik kecurigaan mata mengeja
ketidakmampuan diatas papan-papan
penghitung yang telah kusam oleh debu.....
Monday, December 16, 2019
Banyak Cara Berkeringat
Dua pasang mata tak akan cukup
Puluhan ditambah masih sedikit
Enam hari belumlah genap utuh hati bertanya
Bulan menjadi penanda pusaran bercerobong
Di sebelah kanan pintu bertuan punya tanah juang
Serat itu kusam bagai tanpa punya makna
Tuskan jika hamba diminta mengeja tangis pejoang dilinang air mata darah
Dua warna telah kami kibar menggambar semua tekat hati tanpa lagi gentar
Puluhan telah lewat dan mungkin ratusan datang dan pergi dengan licin siasat mengumbar janji tak lebih dari cara pengotor ini tanah yang dipuja para penghuni dan penanti kebebasan di tanah kelahiran ..
..
Kami punya cara
Kami punya mimpi
Kami tak terhitung
Oleh tuan yang tak tahu
...
Wednesday, December 11, 2019
Naik
Membayangkan naik, kita membayangkan langkah menuju tempat yang lebih tinggi.
Apakah yang kita butuhkan untuk bisa lebih tinggi?
Apakah anda sendiri yang ingin naik?
Aapkah orang lain ada yang juga ingin naik?
Bagaimana posisi anda menempatkan diri diantara mereka?
Sunday, December 1, 2019
Perhatian Ada ...
Pandanglah
Bila saja ada
Sedikit waktumu
Pandanglah aku
Apa pun adanya
Bila saja ada
Sedikit waktumu
Pandanglah aku
Apa pun adanya
Cinta ini tumbuh
Senyummu sudah menyentuh
Memulas daya bikin bingung
Kau kasih harapan dan goda
Hati gelisah mencari cara lagi
Sungguhkah sayangmu boleh
Untuk dimiliki atau untuk yang lain
Lelah jika terus hanya berandai
Kamu datang untuk menxinta
Damba hanya untuk alami
Senang bersamamu sekarang
Hingga esok saat menuanya kita
Yang saling erat memiliki
Artinya cinta yang sejati
Akankah engkau kasih lagi
Cita-cita tidak lagi jadi cibiran
Karena tenaga tampak telah kita letakkan
Diawal saat kita memulai hasrat kita
Untuk menapaki setiap langkah kita bersama
. .......
Bisa Santaikah?
Lambung
Telah kau lempar tinggi
Diterima
Dengan kepala
Untuk dipindahkan
Diolah dengan cerna gigi
Dikecap lidah
Ditelan dengan lahap
Sudah lagi
Tambah hingga kenyang
Ludes dibilangnya habis
Katakan dengan jelas
Tak sekelas wujud
Yang ada dipenghujung
Hasil disebut dengan
Sebuah nama
Lambung telah berulang
Dalamnya asam cerna
Mengeruk hasil berjonjot
Lunas kisah perjalanan
Bola -bola digiring lincah
Seringan angin membubung
Gawang penantian berjaga
Tanda berbicara ditiang-tiang
Menawar perempatan berlampu
Hingga simpang tiga mewarna arah
Tanda panah menajamkan arah
Yang dituju gawang berjaga
Sarung tangan memberikan sekat
Bukan hanya untuk kekotoran permainan
Dibalik sebuah maksud
Tersemat dibalik bungkus
Darinya yang memapar arti
Sanjung yang memberi topang
Tanpa mengumbar diatas tikar bergelar
Dipeluk Gelap
Sebut dengan lembut
Ia berikan
Senyuman terindah
Jadi jawabnya
Dipilih olehnya
Ia berikan
Senyuman terindah
Jadi jawabnya
Dipilih olehnya
Orang tahu
Tanpa ia bicara
Jauh orang mengerti
Oh itu yang ia bisa
Rasa suka gembiranya
Tetap ada digenggam cinta
Kemana ia dibawa
Tujuan diserta maksud
Tuntun is berdekat
Erat genggam menyerta
Arah mata memandang
Diputar silau cahaya
Kuat tahanan diri
Menaut ditimbang lentur
Kecil besarnya lekuk
Mengenal kemana langkah
Hati harus berpijak
Menetap juga bertempat.
Permata Hati
Apa Yang Aku Mau Bilang
So ini lebih simple
Cuma thank you
Dear
So ini lebih simple
Cuma thank you
Dear
Bukan untuk
Banyak hal
Cukup untuk
Kedatangan dirimu
Yang rela turun
Untuk dekat
Dengan siapa
Lagi diri ini
Juga karena sebuah
Alasan yang kauwujud
Selayak hukum alam
Begitu natural menyedap
Dipandang semua mata
Walau tak harus membasah
Semua pipi mengiba rasa
Tak perlu kau sebut sendiri
Kekekalan yang menjadi
Bagian dari jati dirimu
Juga tanpa menarik arti
Dan makna sebuah hukum
Tak pula
Gelora bahagia hati
Karena sesaat kedatanganmu
Dapat membuat bibir
Banyak berkata - kata
Kecuali teruntuk
Hanya buat bilang
Thanks a lot.
Banyak hal
Cukup untuk
Kedatangan dirimu
Yang rela turun
Untuk dekat
Dengan siapa
Lagi diri ini
Juga karena sebuah
Alasan yang kauwujud
Selayak hukum alam
Begitu natural menyedap
Dipandang semua mata
Walau tak harus membasah
Semua pipi mengiba rasa
Tak perlu kau sebut sendiri
Kekekalan yang menjadi
Bagian dari jati dirimu
Juga tanpa menarik arti
Dan makna sebuah hukum
Tak pula
Gelora bahagia hati
Karena sesaat kedatanganmu
Dapat membuat bibir
Banyak berkata - kata
Kecuali teruntuk
Hanya buat bilang
Thanks a lot.
Cukup Disini
Ia mengerti setelah berjalanya mata yang tidak ditakutkan oleh kelelahan mengamat dari balik rangkai macam kaca-kaca pembesar ukur terhadap ia yang juga dianggap tidak tampak oleh semua mata namun baginya masih dimungkinkan wujud yang nyata dan sangat kecil itu pun adalah kehidupan dan layak baginya mendapatkan perhatian sebagaimana mereka yang luar biasa besar dalam ukuran.
Seorang anak pernah mendekatinya,
Dengan dipenuhi rasa ingin tahu mengamati banyak hal dan membandingkan beberapa benda tanpa mampu mengutarakan apa yang tersimpan dalam keinginan tahunya yang tinggi.
Ketiga temannya juga punya ketertarikan pada sejumlah satwa yang tak jauh darinya.
Mereka seperti cepat menampakkan kemistri dan interaksi berkesinambungan seperti saling menyapa dengan bahasa mereka sendiri-sendiri.
Begitu indahnya aliran yang mereka ciptakan seperti menghantar kekuatan nawah sadar dan membangunkan kehidupan yang menguatkan fisik setelah saling menyampaikan pandangan-pandangan yang positif dan saling berpantul melengkapi.
Celup sa pengertian sejarah asal dulu hingga kini seperti dikisah laksana lagu penghantar tidur bagi bayi-bayi bumi, menyirami dan menyuburkan alaminya kekuatan dari harmoninya gelombang hidup yang tak utuh kentara secara fisik semata....
Semudah cerita jalan-jalannya seluruh makhluk yang di hutan rimba hingga mereka yang dipelihara manusia di kandang-kandang hingga kebun binatang; yang mendapatkan makan dari belas kasihan manusia-manusia yang katanya sebagai penguasa; juga binatang-binatang yang besamanya bisa hidup sendiri di dalam aneka flora dan lingkungan sekitarnya.
.... sepotong kisah , cinta dipelataran;
Memulai Hingga Akhir Tanpa Ujung Lagi
Memulai Hingga Akhir Tanpa Ujung Lagi
Mulai dengan normal, sebagai salah satu pilihan yang
tersedia saat membuka pintu berbentuk persegi empat dan semua jendela yang ada
masih tertutup rapat. Pilihan melangkah dengan normal seperti apa yang tersedia
juga tidak pernah kumengerti sebelumnya. Saat itulah sedang terlihat sosok
kelegaman yang menatap tanpa berucap mengeja hasrat yang bukan hanya
membingungkan tapi baginya terasa berat karena ia tak berkantung perut bagai
kanguru yang lincah melompat.
Jauh dari pandai seorang diri hanya mengamatinya sesaat
bagaimana ingin bicarakan banyak hal tentangnya yang bolak-balik kesana dan
kemari ingin menemukan yang ia singgahi. Hentinya sempat mengendus beberapa
tempat bagai mencari kudapan alakadar namun urung saat raga belia hilir mudik
datang mengusik dan membuatnya menyingkir lebih jauh mengarah pada tempat yang
lebih tenang. Sebagian orang boleh menamakan langkahnya “ebrat-ebrot” yang tak
lain huyung langkah menggambarkan berat beban diri yang kurang proporsional
keadaannya bila bersanding dengan keajaran yang lainnya.
Gerbang tetap terbuka juga baginya yang entah kemana
langkah pilihan akan dibuatnya hingga menghentikan langkah kakinya atau
membaringkan tubuhnya yang mungkin sudah lelah. Pasir-pasir yang disukainya
sebagai tempat ia meletakkan hasil-hasil yang menjadi rutinitas olahan dari
dalam dirinyakah yang akan ia tuju jika ia belum menemukan yang terbaik saat
itu menjadi hal yang mustahil untuk dapat kutanyakan kepadanya. Bila saja ada
tebaran garam yang menyelimuti makhluk air yang sudah dikeringkan ketika ia
menapakkan kaki di sana sudah dpat dipastikan ia akan tetap lebih lama berada
tanpa harus segera meninggalkan tempat itu.
Jeda hujan sudah lebih dari lima jam saat suara gemuruh
langit dibagian timur terdengar lagi, seperti mengisyaratkan kepada para
pendengar mengentikan kelakar. Setidaknya kilat beberapa kali melecutkan terang
menembus ruang-ruang serta dipantulkan aneka dinding dan perabotan serta
pepohonan memendar suar lepas luas tak hanya di dalam belukar namun timgginya
gedung pencakar langit pun turut berbinar dipoles kedipannya.
Mengalir tarian jemari itu menyentil kulit-kulit penabuh
rebana menyegerakan ritme pengikat hati mengingat cinta yang mengayuhkan
labuhan dalam tembang kasmaran mengusir kepenatan riuhnya jaman yang telah
dipenuhi lapisan-lapisan generasi.
....
Tidak Setuju
Lewati senja bersamamu saat itu
Kuberanikan jawab tanyamu usai secangkir kopi kau teguk lalu mengusap lembut bibirmu yang tipis dengan selembar tissue.
Harusnya bisa kujawab langsung, sesaat usai tanyamu waktu itu, namun susana hati membuat gairah mengekang inisiatif dari dalam diri ini.
Apa yang kau harap dalam ungkapanmu terlalu jauh untuk kumengerti, lalu merasa kecil untuk apa yang bisa kulakukan menuju maksud yang sebenarnya atau yang utama.
Kadang yang kau utarakan membuat ragu dan bingung, bahkan tak tahu mana dulu yang mesti kulakukan seperti tanpa prioritas yang dapat dibuat.
Perasaan dibuat dengan tanya dan pintamu seperti mengundang pertentangan banyak teman dan juga hati ini bagai berselisih paham seperti tanpa bisa membuat pilihan jalan lainnya .
Maunya kita langsung cocok sih, tapi bagaimana kalau kamu maunya dipahami mulu, bikin sebel kali.
Siapa yang kenal kamu udah gak asing ama keberadaanmu, yang jelas beda ; tapi setiap kita punya masalah kecil aja, pemecahan yang kamu buat merasa paling top yang lain gak pernah didengar apalagi dipertimbangkan seperti kebiasaan yang sudah teman lain duga selalu...
Ah katanya hebat, tapi usulmu itu-itu aja kata mereka sudah menduga, perubahan yang dibuat bersama tidak mengubah pandanganmu sedikit pun ...
Baiknya kita temenan aja lah...
Menikah jangan diomongin dulu
Biar umur nanti yang bicara buat kita masing - masing.....bye..
Have a good time .....
Subscribe to:
Posts (Atom)
Baku
seperti datang tanpa diundang masa yang menghampiri engkau terbentang sebelum penuhnya kesadaran menemukan bagian sebagai apa saja ditempat...
-
Ketika Remaja Mau Diskusi. Jangan anggap remeh! Itu Momentum energi, baik untuk mengenali dan membangunnya dari momentum seperti ini. Bayang...
-
Bila menilik .... Kancah umum keinginan Tanya dari mereka yang datang Pada bagian yang mana Semua cerita miliknya berawal Menjadi sebua...
-
Disela nafas aku dan kamu berjarak dalam ruang waktu tak mampu kuurai dalam kata ada yang terasa sangat berat untuk kau sebut bukan benc...