Sunday, December 1, 2019

Bisa Santaikah?



Lambung 

Telah kau lempar tinggi 
Diterima 
Dengan kepala 
Untuk dipindahkan




Diolah dengan cerna gigi 
Dikecap lidah 
Ditelan dengan lahap 

Sudah lagi 
Tambah hingga kenyang 
Ludes dibilangnya habis 
Katakan dengan jelas 



Tak sekelas wujud 
Yang ada dipenghujung 
Hasil disebut dengan
Sebuah nama 

Lambung telah berulang 
Dalamnya asam cerna 
Mengeruk hasil berjonjot 
Lunas kisah perjalanan 

Bola -bola digiring lincah 
Seringan angin membubung 
Gawang penantian berjaga 
Tanda berbicara ditiang-tiang 

Menawar perempatan berlampu 
Hingga simpang tiga mewarna arah 
Tanda panah menajamkan arah 
Yang dituju gawang berjaga 
Sarung tangan memberikan sekat 
Bukan hanya untuk kekotoran permainan 

Dibalik sebuah maksud 
Tersemat dibalik bungkus 
Darinya yang memapar arti 
Sanjung yang memberi topang 
Tanpa mengumbar diatas tikar bergelar 
Dalam sambut dan peluk bumbu kelakar 





No comments:

Post a Comment

Baku

 seperti datang tanpa diundang masa yang menghampiri engkau terbentang sebelum penuhnya kesadaran menemukan bagian sebagai apa saja ditempat...