Monday, December 16, 2019

Banyak Cara Berkeringat

Dua pasang mata tak akan cukup
Puluhan ditambah masih sedikit
Enam hari belumlah genap utuh hati bertanya
Bulan  menjadi penanda pusaran bercerobong




Di sebelah kanan pintu bertuan punya  tanah juang
Serat itu kusam bagai tanpa punya makna
Tuskan jika hamba diminta  mengeja tangis pejoang dilinang air mata darah
Dua warna telah kami kibar menggambar semua tekat hati tanpa lagi gentar
Puluhan telah lewat dan mungkin ratusan datang dan pergi dengan licin siasat mengumbar janji tak lebih dari cara pengotor  ini tanah yang dipuja para penghuni dan penanti kebebasan di tanah kelahiran ..
..

Kami punya cara
Kami punya mimpi
Kami tak terhitung
Oleh tuan yang tak tahu
...


Wednesday, December 11, 2019

Naik



Membayangkan naik, kita membayangkan langkah menuju tempat yang lebih tinggi.
Apakah yang kita butuhkan untuk bisa lebih tinggi?
Apakah anda sendiri yang ingin naik?
Aapkah orang lain ada yang juga ingin naik?
Bagaimana posisi anda menempatkan diri diantara mereka?

Sunday, December 1, 2019

Perhatian Ada ...

Pandanglah

Bila saja ada
Sedikit waktumu
Pandanglah aku
Apa pun adanya




Cinta ini tumbuh
Senyummu sudah menyentuh
Memulas daya bikin bingung
Kau kasih harapan dan goda
Hati gelisah mencari cara lagi
Sungguhkah sayangmu boleh
Untuk dimiliki atau untuk yang lain

Lelah jika terus hanya berandai
Kamu datang untuk menxinta
Damba hanya untuk alami
Senang bersamamu sekarang
Hingga esok saat menuanya kita
Yang saling erat memiliki
Artinya cinta yang sejati
Akankah engkau kasih lagi
Cita-cita tidak lagi jadi cibiran

Karena tenaga tampak telah kita letakkan
Diawal saat kita memulai hasrat kita
Untuk menapaki setiap langkah kita bersama
.  .......





Bisa Santaikah?



Lambung 

Telah kau lempar tinggi 
Diterima 
Dengan kepala 
Untuk dipindahkan




Diolah dengan cerna gigi 
Dikecap lidah 
Ditelan dengan lahap 

Sudah lagi 
Tambah hingga kenyang 
Ludes dibilangnya habis 
Katakan dengan jelas 



Tak sekelas wujud 
Yang ada dipenghujung 
Hasil disebut dengan
Sebuah nama 

Lambung telah berulang 
Dalamnya asam cerna 
Mengeruk hasil berjonjot 
Lunas kisah perjalanan 

Bola -bola digiring lincah 
Seringan angin membubung 
Gawang penantian berjaga 
Tanda berbicara ditiang-tiang 

Menawar perempatan berlampu 
Hingga simpang tiga mewarna arah 
Tanda panah menajamkan arah 
Yang dituju gawang berjaga 
Sarung tangan memberikan sekat 
Bukan hanya untuk kekotoran permainan 

Dibalik sebuah maksud 
Tersemat dibalik bungkus 
Darinya yang memapar arti 
Sanjung yang memberi topang 
Tanpa mengumbar diatas tikar bergelar 
Dalam sambut dan peluk bumbu kelakar 





Dipeluk Gelap

Sebut dengan lembut
Ia berikan
Senyuman terindah
Jadi jawabnya
Dipilih olehnya





Orang tahu
Tanpa ia bicara
Jauh orang mengerti
Oh itu yang ia bisa
Rasa suka gembiranya
Tetap ada digenggam cinta

Kemana ia dibawa
Tujuan diserta maksud
Tuntun is berdekat
Erat genggam menyerta
Arah mata memandang
Diputar silau cahaya
Kuat tahanan diri
Menaut ditimbang lentur
Kecil besarnya lekuk
Mengenal kemana langkah
Hati harus berpijak
Menetap juga bertempat.

Permata Hati


Apa  Yang Aku Mau Bilang

So ini lebih simple
Cuma thank you
Dear

Bukan untuk
Banyak hal
Cukup untuk
Kedatangan dirimu
Yang rela turun
Untuk dekat
Dengan siapa
Lagi diri ini

Juga karena sebuah
Alasan yang kauwujud
Selayak hukum alam
Begitu natural menyedap
Dipandang semua mata
Walau tak harus membasah
Semua pipi mengiba rasa
Tak perlu kau sebut sendiri
Kekekalan yang menjadi
Bagian dari jati dirimu
Juga tanpa menarik arti
Dan makna sebuah hukum

Tak pula
Gelora bahagia hati
Karena sesaat kedatanganmu
Dapat membuat bibir
Banyak berkata - kata
Kecuali teruntuk
Hanya buat bilang
Thanks a lot.


Cukup Disini



Ia mengerti setelah berjalanya mata yang tidak ditakutkan oleh kelelahan mengamat dari balik rangkai macam kaca-kaca pembesar ukur terhadap ia yang juga dianggap tidak tampak oleh semua mata namun baginya masih dimungkinkan wujud yang nyata dan sangat kecil itu pun adalah kehidupan dan layak baginya mendapatkan perhatian sebagaimana mereka yang luar biasa besar dalam ukuran.

Seorang anak pernah mendekatinya, 
Dengan dipenuhi rasa ingin tahu mengamati banyak hal dan membandingkan beberapa benda tanpa mampu mengutarakan apa yang tersimpan dalam keinginan tahunya yang tinggi.
Ketiga temannya juga punya ketertarikan pada sejumlah satwa yang tak jauh darinya.

Mereka seperti cepat menampakkan kemistri dan interaksi berkesinambungan seperti saling menyapa dengan bahasa mereka sendiri-sendiri.
Begitu indahnya aliran yang mereka ciptakan seperti menghantar kekuatan nawah sadar dan  membangunkan kehidupan yang menguatkan fisik setelah saling menyampaikan pandangan-pandangan yang positif dan saling berpantul melengkapi.

Celup sa pengertian sejarah asal dulu  hingga kini seperti dikisah laksana lagu penghantar tidur bagi bayi-bayi bumi, menyirami dan menyuburkan alaminya kekuatan dari harmoninya gelombang hidup yang tak utuh kentara secara fisik semata....

Semudah cerita jalan-jalannya seluruh makhluk yang di hutan rimba hingga mereka yang dipelihara manusia di kandang-kandang hingga kebun binatang; yang mendapatkan makan dari belas kasihan manusia-manusia yang katanya sebagai penguasa; juga binatang-binatang yang besamanya bisa hidup sendiri di dalam aneka flora dan lingkungan sekitarnya.

.... sepotong kisah , cinta dipelataran;




Memulai Hingga Akhir Tanpa Ujung Lagi


Memulai Hingga Akhir Tanpa Ujung Lagi
  
Mulai dengan normal, sebagai salah satu pilihan yang tersedia saat membuka pintu berbentuk persegi empat dan semua jendela yang ada masih tertutup rapat. Pilihan melangkah dengan normal seperti apa yang tersedia juga tidak pernah kumengerti sebelumnya. Saat itulah sedang terlihat sosok kelegaman yang menatap tanpa berucap mengeja hasrat yang bukan hanya membingungkan tapi baginya terasa berat karena ia tak berkantung perut bagai kanguru yang lincah melompat.

Jauh dari pandai seorang diri hanya mengamatinya sesaat bagaimana ingin bicarakan banyak hal tentangnya yang bolak-balik kesana dan kemari ingin menemukan yang ia singgahi. Hentinya sempat mengendus beberapa tempat bagai mencari kudapan alakadar namun urung saat raga belia hilir mudik datang mengusik dan membuatnya menyingkir lebih jauh mengarah pada tempat yang lebih tenang. Sebagian orang boleh menamakan langkahnya “ebrat-ebrot” yang tak lain huyung langkah menggambarkan berat beban diri yang kurang proporsional keadaannya bila bersanding dengan keajaran yang lainnya.

Gerbang tetap terbuka juga baginya yang entah kemana langkah pilihan akan dibuatnya hingga menghentikan langkah kakinya atau membaringkan tubuhnya yang mungkin sudah lelah. Pasir-pasir yang disukainya sebagai tempat ia meletakkan hasil-hasil yang menjadi rutinitas olahan dari dalam dirinyakah yang akan ia tuju jika ia belum menemukan yang terbaik saat itu menjadi hal yang mustahil untuk dapat kutanyakan kepadanya. Bila saja ada tebaran garam yang menyelimuti makhluk air yang sudah dikeringkan ketika ia menapakkan kaki di sana sudah dpat dipastikan ia akan tetap lebih lama berada tanpa harus segera meninggalkan tempat itu.

Jeda hujan sudah lebih dari lima jam saat suara gemuruh langit dibagian timur terdengar lagi, seperti mengisyaratkan kepada para pendengar mengentikan kelakar. Setidaknya kilat beberapa kali melecutkan terang menembus ruang-ruang serta dipantulkan aneka dinding dan perabotan serta pepohonan memendar suar lepas luas tak hanya di dalam belukar namun timgginya gedung pencakar langit pun turut berbinar dipoles kedipannya.
Mengalir tarian jemari itu menyentil kulit-kulit penabuh rebana menyegerakan ritme pengikat hati mengingat cinta yang mengayuhkan labuhan dalam tembang kasmaran mengusir kepenatan riuhnya jaman yang telah dipenuhi lapisan-lapisan generasi.


....





Tidak Setuju

Lewati senja bersamamu saat itu
Kuberanikan jawab tanyamu usai secangkir kopi kau teguk lalu mengusap lembut bibirmu yang tipis dengan selembar tissue.

Harusnya bisa kujawab langsung, sesaat usai tanyamu waktu itu, namun susana hati  membuat gairah mengekang inisiatif dari dalam diri ini.


Apa yang kau harap dalam ungkapanmu terlalu jauh untuk kumengerti, lalu merasa kecil untuk apa yang bisa kulakukan menuju maksud yang sebenarnya atau yang utama.

Kadang yang kau utarakan membuat ragu dan bingung, bahkan tak tahu mana dulu yang mesti kulakukan seperti tanpa prioritas yang dapat dibuat.

Perasaan dibuat dengan tanya dan pintamu seperti mengundang pertentangan banyak teman dan juga hati ini bagai berselisih paham seperti tanpa bisa membuat pilihan jalan lainnya .

Maunya kita langsung cocok sih, tapi bagaimana kalau kamu maunya dipahami mulu, bikin sebel kali.

Siapa yang kenal kamu udah gak asing ama keberadaanmu, yang jelas beda ; tapi setiap kita punya masalah kecil aja, pemecahan yang kamu buat merasa paling top yang lain gak pernah didengar apalagi dipertimbangkan seperti kebiasaan yang sudah teman lain duga selalu...

Ah katanya hebat, tapi usulmu itu-itu aja kata mereka sudah menduga, perubahan yang dibuat bersama tidak mengubah pandanganmu sedikit pun ...

Baiknya kita temenan aja lah... 
Menikah jangan diomongin dulu 
Biar umur nanti yang bicara buat kita masing - masing.....bye..
 Have a good  time .....

Satu Titik Ujung Saja

  Sebuah tanda, menanda semua ... Bagaimana bisa? Tinju dapat dikepalkan sebagai penolakan, Umpatan dan segala sebut  Buatnya yang dirundung...