Tuskan jika hamba diminta mengeja tangis pejoang dilinang air mata darah
Dua warna telah kami kibar menggambar semua tekat hati tanpa lagi gentar
Puluhan telah lewat dan mungkin ratusan datang dan pergi dengan licin siasat mengumbar janji tak lebih dari cara pengotor ini tanah yang dipuja para penghuni dan penanti kebebasan di tanah kelahiran ..
Membayangkan naik, kita membayangkan langkah menuju tempat yang lebih tinggi.
Apakah yang kita butuhkan untuk bisa lebih tinggi?
Apakah anda sendiri yang ingin naik?
Aapkah orang lain ada yang juga ingin naik?
Bagaimana posisi anda menempatkan diri diantara mereka?
Bila saja ada Sedikit waktumu Pandanglah aku Apa pun adanya
Cinta ini tumbuh
Senyummu sudah menyentuh
Memulas daya bikin bingung
Kau kasih harapan dan goda
Hati gelisah mencari cara lagi
Sungguhkah sayangmu boleh
Untuk dimiliki atau untuk yang lain
Lelah jika terus hanya berandai
Kamu datang untuk menxinta
Damba hanya untuk alami
Senang bersamamu sekarang
Hingga esok saat menuanya kita
Yang saling erat memiliki
Artinya cinta yang sejati
Akankah engkau kasih lagi
Cita-cita tidak lagi jadi cibiran
Karena tenaga tampak telah kita letakkan
Diawal saat kita memulai hasrat kita
Untuk menapaki setiap langkah kita bersama
. .......
Lambung Telah kau lempar tinggi Diterima Dengan kepala Untuk dipindahkan
Diolah dengan cerna gigi Dikecap lidah Ditelan dengan lahap Sudah lagi Tambah hingga kenyang Ludes dibilangnya habis Katakan dengan jelas
Tak sekelas wujud Yang ada dipenghujung Hasil disebut dengan Sebuah nama Lambung telah berulang Dalamnya asam cerna Mengeruk hasil berjonjot Lunas kisah perjalanan
Bola -bola digiring lincah Seringan angin membubung Gawang penantian berjaga Tanda berbicara ditiang-tiang Menawar perempatan berlampu Hingga simpang tiga mewarna arah Tanda panah menajamkan arah Yang dituju gawang berjaga Sarung tangan memberikan sekat Bukan hanya untuk kekotoran permainan
Sebut dengan lembut Ia berikan Senyuman terindah Jadi jawabnya Dipilih olehnya
Orang tahu
Tanpa ia bicara
Jauh orang mengerti
Oh itu yang ia bisa
Rasa suka gembiranya
Tetap ada digenggam cinta
Kemana ia dibawa
Tujuan diserta maksud
Tuntun is berdekat
Erat genggam menyerta
Arah mata memandang
Diputar silau cahaya
Kuat tahanan diri
Menaut ditimbang lentur
Kecil besarnya lekuk
Mengenal kemana langkah
Hati harus berpijak
Menetap juga bertempat.
Bukan untuk Banyak hal Cukup untuk Kedatangan dirimu Yang rela turun Untuk dekat Dengan siapa Lagi diri ini
Juga karena sebuah Alasan yang kauwujud Selayak hukum alam Begitu natural menyedap Dipandang semua mata Walau tak harus membasah Semua pipi mengiba rasa Tak perlu kau sebut sendiri Kekekalan yang menjadi Bagian dari jati dirimu Juga tanpa menarik arti Dan makna sebuah hukum
Tak pula Gelora bahagia hati Karena sesaat kedatanganmu Dapat membuat bibir Banyak berkata - kata Kecuali teruntuk Hanya buat bilang Thanks a lot.
Cukup Disini
Ia mengerti setelah berjalanya mata yang tidak ditakutkan oleh kelelahan mengamat dari balik rangkai macam kaca-kaca pembesar ukur terhadap ia yang juga dianggap tidak tampak oleh semua mata namun baginya masih dimungkinkan wujud yang nyata dan sangat kecil itu pun adalah kehidupan dan layak baginya mendapatkan perhatian sebagaimana mereka yang luar biasa besar dalam ukuran.
Seorang anak pernah mendekatinya,
Dengan dipenuhi rasa ingin tahu mengamati banyak hal dan membandingkan beberapa benda tanpa mampu mengutarakan apa yang tersimpan dalam keinginan tahunya yang tinggi.
Ketiga temannya juga punya ketertarikan pada sejumlah satwa yang tak jauh darinya.
Mereka seperti cepat menampakkan kemistri dan interaksi berkesinambungan seperti saling menyapa dengan bahasa mereka sendiri-sendiri.
Begitu indahnya aliran yang mereka ciptakan seperti menghantar kekuatan nawah sadar dan membangunkan kehidupan yang menguatkan fisik setelah saling menyampaikan pandangan-pandangan yang positif dan saling berpantul melengkapi.
Celup sa pengertian sejarah asal dulu hingga kini seperti dikisah laksana lagu penghantar tidur bagi bayi-bayi bumi, menyirami dan menyuburkan alaminya kekuatan dari harmoninya gelombang hidup yang tak utuh kentara secara fisik semata....
Semudah cerita jalan-jalannya seluruh makhluk yang di hutan rimba hingga mereka yang dipelihara manusia di kandang-kandang hingga kebun binatang; yang mendapatkan makan dari belas kasihan manusia-manusia yang katanya sebagai penguasa; juga binatang-binatang yang besamanya bisa hidup sendiri di dalam aneka flora dan lingkungan sekitarnya.
Mulai dengan normal, sebagai salah satu pilihan yang
tersedia saat membuka pintu berbentuk persegi empat dan semua jendela yang ada
masih tertutup rapat. Pilihan melangkah dengan normal seperti apa yang tersedia
juga tidak pernah kumengerti sebelumnya. Saat itulah sedang terlihat sosok
kelegaman yang menatap tanpa berucap mengeja hasrat yang bukan hanya
membingungkan tapi baginya terasa berat karena ia tak berkantung perut bagai
kanguru yang lincah melompat.
Jauh dari pandai seorang diri hanya mengamatinya sesaat
bagaimana ingin bicarakan banyak hal tentangnya yang bolak-balik kesana dan
kemari ingin menemukan yang ia singgahi. Hentinya sempat mengendus beberapa
tempat bagai mencari kudapan alakadar namun urung saat raga belia hilir mudik
datang mengusik dan membuatnya menyingkir lebih jauh mengarah pada tempat yang
lebih tenang. Sebagian orang boleh menamakan langkahnya “ebrat-ebrot” yang tak
lain huyung langkah menggambarkan berat beban diri yang kurang proporsional
keadaannya bila bersanding dengan keajaran yang lainnya.
Gerbang tetap terbuka juga baginya yang entah kemana
langkah pilihan akan dibuatnya hingga menghentikan langkah kakinya atau
membaringkan tubuhnya yang mungkin sudah lelah. Pasir-pasir yang disukainya
sebagai tempat ia meletakkan hasil-hasil yang menjadi rutinitas olahan dari
dalam dirinyakah yang akan ia tuju jika ia belum menemukan yang terbaik saat
itu menjadi hal yang mustahil untuk dapat kutanyakan kepadanya. Bila saja ada
tebaran garam yang menyelimuti makhluk air yang sudah dikeringkan ketika ia
menapakkan kaki di sana sudah dpat dipastikan ia akan tetap lebih lama berada
tanpa harus segera meninggalkan tempat itu.
Jeda hujan sudah lebih dari lima jam saat suara gemuruh
langit dibagian timur terdengar lagi, seperti mengisyaratkan kepada para
pendengar mengentikan kelakar. Setidaknya kilat beberapa kali melecutkan terang
menembus ruang-ruang serta dipantulkan aneka dinding dan perabotan serta
pepohonan memendar suar lepas luas tak hanya di dalam belukar namun timgginya
gedung pencakar langit pun turut berbinar dipoles kedipannya.
Mengalir tarian jemari itu menyentil kulit-kulit penabuh
rebana menyegerakan ritme pengikat hati mengingat cinta yang mengayuhkan
labuhan dalam tembang kasmaran mengusir kepenatan riuhnya jaman yang telah
dipenuhi lapisan-lapisan generasi.
....
Tidak Setuju
Lewati senja bersamamu saat itu
Kuberanikan jawab tanyamu usai secangkir kopi kau teguk lalu mengusap lembut bibirmu yang tipis dengan selembar tissue.
Harusnya bisa kujawab langsung, sesaat usai tanyamu waktu itu, namun susana hati membuat gairah mengekang inisiatif dari dalam diri ini. Apa yang kau harap dalam ungkapanmu terlalu jauh untuk kumengerti, lalu merasa kecil untuk apa yang bisa kulakukan menuju maksud yang sebenarnya atau yang utama. Kadang yang kau utarakan membuat ragu dan bingung, bahkan tak tahu mana dulu yang mesti kulakukan seperti tanpa prioritas yang dapat dibuat. Perasaan dibuat dengan tanya dan pintamu seperti mengundang pertentangan banyak teman dan juga hati ini bagai berselisih paham seperti tanpa bisa membuat pilihan jalan lainnya . Maunya kita langsung cocok sih, tapi bagaimana kalau kamu maunya dipahami mulu, bikin sebel kali. Siapa yang kenal kamu udah gak asing ama keberadaanmu, yang jelas beda ; tapi setiap kita punya masalah kecil aja, pemecahan yang kamu buat merasa paling top yang lain gak pernah didengar apalagi dipertimbangkan seperti kebiasaan yang sudah teman lain duga selalu... Ah katanya hebat, tapi usulmu itu-itu aja kata mereka sudah menduga, perubahan yang dibuat bersama tidak mengubah pandanganmu sedikit pun ... Baiknya kita temenan aja lah... Menikah jangan diomongin dulu Biar umur nanti yang bicara buat kita masing - masing.....bye.. Have a good time .....