Wednesday, October 23, 2024

MACAM KAMPRET

Merujuk pada apanya hingga sampai jinjingan kau hempas pada bagian terdekat hingga kini terlihat bebas....

Sebebas sayapmu menari diantara dua celah bernama ragu, tiada lain letaknya ruang ambigu...

Ruang vertikal penyambung yang telah menghentikan laju jalannya arah yang dimau.

Tempat yang telah kau janjikan tiada lain tempat yang masih membisu, semakin kenyal dalam hembusan dan terpaan tatkala sandingan dengan kemunculan memberikan pilihan untuk diketuk...




Lewatnya malam telah  mengundangkan kemana maunya arah namun mengapa setiap langkahnya adalah menjurus pada hiperbola penggelisah....

Tiada kemunculan diri ini mendaratkan minat bagai melukis ikonik sejatinya diri seperkasa elang, menyadari bagaimana matamu berbumbu sungging senyum yang tidak lebih akan memaknainya kampret, dengan kuat alasan kau semat pada kelayakan sayap hingga kapasitas paruh yang seolah bergigi??? seruncing bambu kesinisan narasimu bagai tidak melihat kuatnya cengkeram kedua kaki tanpa pengikat.

Aku dan dirimu mungkin tiada akan bicara waktu, ketika mengerti akan semua itu telah dibawa oleh pemilik kaki seribu yang telah mengambil langkah miliknya....

Sekarang sering banyak yang tidak mampu kumengerti, apa yang sebenarnya ingin kau katakan ^_^

Monday, October 7, 2024

Ambang Aku Dibawa Pada Pengertiannya

Warna yang kudapat 

Saat angin keberuntungan itu

Mendekatiku tiada lain adalah 

Bukan wujud apa yang diberikan 

Setelah semua itu berlalu 

Bagaimana cara ia menunjukkan 

Sebuah kepercayaan terhadap

Diriku yang terkecil dan menyimpan rasa ingin tahu...

Yang selorohnya itu dapat lebih dari kekuatan segala macam dendam ^😂

Bagaimana ia meramu segala macam pengikut dilentingkan dengan busurnya sampai tinggi melewati derajat setiap pasang mata yang berada hanya berdiam tatkala hanya sisa suara yang ada.... tanpa tahu lagi arah dan letak;

Pembicaraan seperti angin lalu 

Seolah-olah...

Tiada perlu lagi 

Pengaturan kapan keinginannya 

Semua akan terjawab semua...

Nanti, esok atau kelak ... masih

Menjadi sebuah ruang penantian 

🙄🐑

Wednesday, July 10, 2024

Satu Titik Ujung Saja

 


Sebuah tanda, menanda semua ...
Bagaimana bisa?
Tinju dapat dikepalkan sebagai penolakan,
Umpatan dan segala sebut 
Buatnya yang dirundung nasib 
Sangat mudah ditambahkan 
Bicara tidak selalu mudah 
Saat durjana bibir berangan mampu tanpa menyulut taut dendam mendaratkan sebut...
Matamu melihat pilihan terbaik buatmu tidak selalu pertama tamak lalu memilih yang terbesarnya nilai bilangan bagi pemula...

Memandang sekali pada satu perubahan, haruskah menguliti dada kerempeng yang kedinginan dipinggir comberan 
Kini semakin lirih salsa penabuh ruang yang meriangkan gadis -gadis dahulu, tetap dijadikan ritme lenggak-lenggoknya dengan tuntunan kekinian pemilik otot belia
Adab dalam kesabaran mencoba semakin dirasakan yang ikut dalam bersamanya langkah berirama sambil memaksa dirinya sendiri punya kemampuan tersenyum merasakan tarikan otot-otot agar tetap memiliki elastisitas ;

Sebuah kedatangan bukan sebagai pemaksaan 
Sapaannya tiada lain sebagai sebuah pertanda saja, agar semakin mengenali adanya kemungkinan bertambahnya pilihan 
Tiada perlu pula menjawab setiap tanya dengan setumpuk urai hingga menggunungnya penjelasan yang akan dapat meresahkan banyak orang 
Ketika kepergiannya tidak kemana-mana kecuali mendekatimu, haruskah andai dijadikan momentum memuaskan menambah timbunan atau tempat tumpahan prasangka yang memutar balikkan kebaikan menjadi kosong pikiran dalam kebingungan 
Semua ini tidak mengatakan seutuhnya kalau engkau tidak mampu membaca, apalagi malas mengingat karena tanpa ada paksaan kerelaan mata yang merayap hingga pada huruf-huruf ini pastilah pada satu ujung fase penggalian yang dapat melebihi dalamnya galianmu akan rumitnya rumus hitungan untuk sampai pada keuntungan maksimal ;
Fase pencarian akan fakta jauh yang tergambar dekat dengan matamu juga mata kita dan suaranya masih dalam jangkau telinga, $isanya pertanda lain pun seolah datang dan menghilang seperti bintang malam, ... ia tidak tampak, ia juga tidak hilang .
...

Wednesday, July 3, 2024

Dalam Satu Moyang

Wajah itu telah berbentuk 

Bila melewatinya ada kepastian 

Akan mudahnya tangan kita meraba 

Namun itu bukan mukamu 

Tiada ingat harus berapa kali memutar 

Hingga dapat menemukan sebagai bentuk dari keaslian 

Bagian yang utama untuk dicari kembali

Berlainan ibu sudah menentu kemana laku menuju 

Ketiadaan akan kesamaan bapa  luput untuk dapat menamai sebagai sekandung dalam iringan temunya kata hati 

Hanya sekecil arah cara moyang memberi tanda sebagai pemudah 

Seperti para pengiring yang pernah disertakan pada pilihannya hingga mampu menemukan bagian tersulit itu bagi mata orang kebanyakan

=:


Monday, June 24, 2024

Pengait Hati

 


Asal kau tahu saja 
Bukan untuk memaksamu 
Cukup lihat dan dengarkan 
Dengan duduk atau tiduran 

Engkau sangat berarti bagiku 
Meskipun sedikit yang kutahu 
Kendati terbatas dapat nelihatmu 
Juga hanya sekelumit mendengar
Bagaimana semua itu tentang kamu 

Telah tumbuh dari sana 
Pengait kecil dihati ini 
Terhubung mengulir bentuk
ingatan tentang keindahanmu 
Janji pesona jiwamu mendekati 
Membentuk arah lakunya kita berdua kan bersua dalam 
Destiny...atau apa pun namanya 
Bagi kita esok...

Sunday, June 16, 2024

Bernama Keadaan

 

"...jika perantauan itu telah memisahkan, untuk apa pula menyalahkannya..?"

$@ma dengan situasi, saat orang sedang menemukan sebuah tulisan lalu membacanya, hingga mengeja maksud dan isi tulisan, kira-kira seperti keadaan itu.

Sedapat mungkin ada yang berkeinginan tinggi, untuk sampai tahu apa sebenarnya isinya, sementara yang lain melihat bagaimana ia membaca, dan sisanya sebagian ada yang sekedar mengamati tempat membacanya dan mendengarkan keramaian lain yang baru didengarnya di sekitar tempat itu; bahkan yang tidak bisa menahan kantuk pun merasa tahu tentang apa yang dibacanya disana, bagaimana bisa semua dan masing -masing keadaan itu dijadikan sebuah bagian terpenting?
Sedangkan yang sangat ingin diketahui sebebarnya adalah apa isi naskah yang dibacakannya, namun karena ia bersama sang pembuat, ia menerima saja semua jawaban yang sampai kepadanya, juga dengan senyuman pertanda terima kasih dan kelembutannya.

Putus Nyambung Sepasang Hati




Ketika sejumlah kepala 

Sedang menyibukkan dirinya 

Mencurahkan arah bincangnya 

Dalam sebutan kebersamaan 

Dalam nama kemungkinan 

Terpisah dari semua 

Keadaan itu 

Ruang kecil punya sendiri 

Cerita pemikiran terus berjalan 

Mengenali jangkau dan jarak hitungan 

Baginya telah melilih melanglang melewati kemungkinan, melewati pembicaraan sejumlah kepala di sana 

Meskipun tiada diingini membuat semua yang baru bicara sampai pada kemungkinan akan terkencing-kencing bila harus mengikutinya ....

Seolah tahu, seolah menjawab namun jauh dari semua arah , terkadang ada nyambungnya, selebihnya nihil....

Ia yang kembali terkulai, tidak mengungkap keputusasaan, sadar menilik jauhnya rentang, semua hanya membiarkan kembalinya raga kini tertidur dalam dirinya, apa adanya....

Seperti saat-saat berulan padanya peristiwa itu di sana, melewati apa yang dibukakan baginya untuk dilewati....

Lupa bila diantara tertidurnya ia sempat ingin bertanya, bagaimana cinta itu berbalas....

Baku

 seperti datang tanpa diundang masa yang menghampiri engkau terbentang sebelum penuhnya kesadaran menemukan bagian sebagai apa saja ditempat...