Lupa nama burung puyuh di padang subur
Modal kerabat untuk segera bisa menyebut
Sekelumit yang diingat hanya ia bersayap
Molekul lidah turut menggeluncirkan merpati sebagai nama.....
Luapan pilihan tidak sempat mengganti dengan perkutut...
Nampak namun seolah tiada, hingga sebutan itu terhenti diujung lidahnya
Merasuki kesadarannya ketika letak yang dimaksud terbumbu senyum seiring ingatannya ada pada bagian yang hilang...
Memang keadaan seakan mengelombongkan penampang pada bagian termuka, tempat semua mata dapat langsung melihat...
Pertolongan mungkin hanya yang terpaksa memiringkan penutup kepala berkali -kali namun tiada mampu untuk melihat karena kesilauan....
Sedikit arti dari peristiwa ketergesaan sang petualang itu mengejakan suasana esok atau hanya dongeng bagi kekasihnya dirantau juang....
Rela kala harus memendam bara rindunya yang terus bergelora....
Remang dan nyaris gelap membuatnya memilih berhenti memaksakan langkahnya yang masih sangat panjang agar menjauh sejenak dari kekaburan pandang dan luput dari para penerjang bimbang atau yang sedang tunggang langgang mengejar jam tayang...
Hu......
Gempita malam
Riuh..
Di sana
No comments:
Post a Comment