Tuesday, April 20, 2021

Penyam edited

Saat ini di tengah malam yang sepi sekali
sangat sunyik bisa kusebut begitu...
tanpa terdengar suara kendaraan
raung-raung knalpot yang 
tidak jarang dapat menjadi
kebanggaan manusia modern
sebagai salah satu pelebelan dirinya
juga yang menjadi tungganngannya
melaju dengan cepat kesana-kemari
menuju tempat-tempat yang menguntungkan
atau wilayah-wilayah yang menjanjikan
semuanya terasa sunyi sekali
semua lalu-lalang itu tidak ada....
sunyi itu ditambah lagi tanpa penerangan
yang pernah kurasakan sebagaimana ditempatmu,
mungkin yang selalu terang baik malam atau siang
Mungkin bagimu mencekam dan menakutkan....

Meskipun bukan seorang penulis handal
apalagi seorang editor terkenal
yang dapat memberimu kabar dengan sangat menarik
kucoba saja huruf demi huruf kurangkai biarlah menjadi kata
agar kata-kata itu bisa menyatu layaknya kalimat-kalimat.
Harapan kecil semoga kalimat itu sampai kepada dirimu.

Teruntuk yang mengeluh, atau merasa gagal. merasa tidak berdaya
dan tidak memiliki kemampuan  cukup atau memadai untuk berbuat sesuatu yang berarti.
Merasa kurang berarti karena hanya menjadi orang yang biasa-biasa saja, bahkan ada yang merasa direndahkan oleh teman atau sebagian kalangan.
Untukmu yang yang ingin diam sendiri sesaat, melihat diri tanpa siapa-siapa kecuali cermin yang bening dan tanpa dusta memantulkan gambaran yang sedang dicari. Kerinduan menapaki pilihan atau keputusan kecil melangkah dengan keberanian yang dihidupi oleh tanpa rasa takut apa pun setelah hati membaca, mengukur kebenaran semampu dalamnya hati menimbang.
Juga untukmu yang yang sedang ingin memiliki keberanian namun enggan berbicara kepada orang lain, namun ingin meraih hak itu sendiri seperti hakmu menghirup udara bebas yang segar tanpa batas yang telah disediakan semesta bagi kita. 
jauh dari peruntukan ketika tinta ini tertuang untukmu yang telah menjadi pribadi yang sukses, tahu segalanya dan juga memiliki segalanya. Sama sekali ini bukan untuk anda sahabat.

Ribuan mil berapa jauhnya, aku tidak menghitung lengkah yang telah kutempuh. hingga berada di tempat seperti ini. Tempat yang hari demi hari membuatku semakin kuat secara fisik. tempat ini menempa lahir batin hingga bertambah sedikit demi sedikit, apa itu artinya hidup, setidaknya menurut diriku sendiri dulu. Tidak mudah mendengar anggapan orang yang mencibir ditambah aneka banyak komentar tentang semua itu. Sedih dan meronta di awal dan bahkan terkadang ingin membalas dengan komentar yang serupa. Itu semua tidak ada huungannya dengan jumlah uang yang harus keluar di sini, untuk sendiri atau banyak orang yang juga sama-sama mencari arti kehidupan. tempat in mengajari banyak kekuatan rasa lapar dan dera alam yang begitu keras untuk semakin mengerti bagaimana harus bertahan.  Seberapa lama harus di sini pun tidak pernah mudah bagiku membuat jadi tertulis dalam  agenda-agenda yang harus dikerjakan. Sangat jauh berbeda melakoni dengan ketika berada ditempat yang sudah maju, modern dan penuh ketertiban. Namun tidaklah menyulitkan apalagi memberi beban apalagi bila dibandingkan dengan beban untuk bertahan mendapatkan makanan. Untuk bisa makan tidaklah sebagaimana di tempat kita yang hidup dalam penuh kecukupan. Bisa makan terkadang sudah seperti pesta yang sangat menggembirakan. Tak pernah untuk sempat mendapatkan hidangan yang istimewa, sperti jenang yang jadi sajian khusus saat hajatan, atau hari raya, serundeng dalam lemper dan sejenisnya yang menyenangkan dan mengenyangkan.

Hari demi hari yang terlewati bersama semua sahabat di sini tetap bagiku bagian terindah dapat melewati dengan banyak kegiatan berarti bagi orang lain dan membuat diri tetap sehat. Sangat berharap tidak ada teman yang ingin bertanya dengan gegabah berapa keuntungannya. betul tidak usah malu jika ingin bertanya, karena dibagian awal telah kukatakan menjadi semakin sehat dan mengerti arti kehidupan adalah keuntungan utamanya; dan itu tidak bisa saya jawab begitu saja jika pertanyaannya adalah berapa banyak, karena menurutku itu tidak sudah terhitung. Coba kalau masih ragu, tanyakan kepada mereka yang putus asa dan nekat gantung diri, padahal hidup mereka sangat jauh lebih layak dari kehidupan di sini... bukankah orang-orang seperti itu belum tahu cara bersyukur? Apalagi dikatan sempat mau belajar arti kehidupan. Yakinlah arti kehidupanmu dan kehidupanku juga bertambah terus hari demi hari semakin kita memiliki rasa syukur dan membagikan rasa syukur itu dengan berbagai caraya yang dimuliakan Tuhan Yang Maha Esa.

Saya belum pandai untuk menutup sebuak tulisan dengan kalimat-kalimat yang baik, layaknya para penulis profesional kecuali mengucapkan terima kasih untukmu sahabat yang mampir ke tempatku yang sunyi ini.


Monday, April 12, 2021

Mendidih



tinggalkan pesan

sesingkat sms terketik

sudah cukup menjadikan

ia tergelitik


adalah keindahan

mengenal apalagi bisa bersamanya

yang mereasa bebas memiliki

dirinya sendiri dan tempatnya

mimijakkan kaki


manis tuturnya

semanis seduhan mendidihnya

minuman kesukaan yang dinantinya

bersila usai bercakap dalam lajur mulanya

menutup guyon bagai diatas tungku tua

menjauhkan sungup makna candanya....

bukan untuk siapa ia membuka

kawasan luas berjajar dahi yang meminang

keraguan jumlah belia merasa 

terlalu lama menantinya datang lagi .....

Friday, April 2, 2021

Bukan Wilayahmu




Menyapa ia dengan caranya
Bangsat ia bilang biasa
Monyet ngapain mendekat

Menjauhkanmu dalam cinta
Pilihan baginya terbaik

Mari masuk sejenak
Mendekat dan bicaralah
Hanya kemanisan basa-basi

Monyong gak pakai ragu
Udah mengap gak perlu banyak cakap

Lagian dia tahu
belianya kamu di tempat itu
runyam bila dibiarkan
pemangsa tak meraungkan kelaparannya 
secepat anak panah taring dan gerahamnya
bukan terbaik untukmu

bila waktunya tiba
kau pun akan dibuat mengerti
saat cakram terbaikmu terbuka baginya kan...


Saturday, March 27, 2021

sekilas

pada permukaan
ia berlari cepat
melintaskan kibas
ada yang lain
juga kesana
mengekor saja
pasti tertinggal
ada yang lihat
ada yang bergerak
juga ada komentar
tentu masih ada yang diam
tidak lama
peristiwa itu
sekali muncul
hangat senyumnya
manis sekali
lalu pergi
memilih tempat
dan langinya
atau langitnya sendiri
yang membahagiakan
tentu baginya................
 



layar layang

Layar yang lebar 

Terang terkembang

Punya cerita 

Bermula dari pagi 

Pagi sekali 

Saat ayam-ayam itu 

Selalu jujur ramai 

Memberi isyarat 


Tak ada yang menoleh 

Kelaut lepas untuk mencari 

Asal suaranya 

Mereka bilang cukup didengar

Nampik pula itu tontonan

semua dengarkah kisah layar itu

duduk semua menanti  alurnya yang berbatas 


Dinding fragmen  dimudakan 

Haha ha hi hi  kenyang 

Ia seperti memeran SI Kabayan 

Lakon yang disayang  para periang 

Pesan dengan menutup tangan 

Seraya rahasia meminta sambal 

Batuk - batuk kecilnya seakan-akan 

Mempercepat sang pelayan mendekat....


 


satu dua kata

bahkan anggukan

menjadikan

sebuah arti teman

jika terasa sama

dengan senyuman

penyejuk.....



Baku

 seperti datang tanpa diundang masa yang menghampiri engkau terbentang sebelum penuhnya kesadaran menemukan bagian sebagai apa saja ditempat...